KKN Angkatan XXXVII Periode II Tahun 2014 Universitas Mahasaraswati Denpasar Di Pura Tirta Empul

Selasa, 29 Juli 2014



Hari Ketiga

Hari ini Gek Mirah semobil dengan kita. Aku dan Arik Agustini memilih untuk menjaga posko tepat sebelum pintu masuk pura. Sedangkan yang lainnya bersembahyang. Setelah itu mereka menyapu di areal pura (di dalam dan di luar). Berbagai perlengkapan di posko sudah mulai ditata. Ada kejadian lucu saat aku bertugas di posko. Ada tamu dari jepang(maybe) mengira kalau air gallon di posko kami itu dijual. So, kami memberikan kepada mereka secara gratis. Mungkin itu arena belum adanya spanduk tanda pengenal posko kita sehingga banyak orang bertanya – tanya.

Sayang, hari dimana seharusnya kami bertemu dengan bendesa setempat, batal karena ada acara pernikahan. Jadilah kami bingung harus melakukan apa. So, masih seperti kegiatan kemarin, kami membahas tentang aturan di tim kita.

Selesai acara, aku dan rombonganku berusaha mencari rumah yang bisa disewa disekitar sana. Tapi tidak ada. Untunglah, ada saudara Ecyk yang menyediakan tempat.
Kesimpulan hari ini: nothing special sih. Cuma, kebersamaan mulai terbentuk perlahan. Syukurlah.
























KKN Angkatan XXXVII Periode II Tahun 2014 Universitas Mahasaraswati Denpasar Di Pura Tirta Empul

Sabtu, 26 Juli 2014


Hari Kedua

Well, di hari kedua ini akomodasi lebih asyik karena ke tkp tidak perlu bersusah payah lagi mengendarai sepeda motor, tapi menanti jemputan mobil Diah yang mulai hari ini menjadi anggota tim kami (new comer). Tapi, Gek Mirah tidak ikut karena harus gawe. Katanya sih dia bakalan berangkat jam 1 siang. So, aku, Puspa, Yoni, Diah, dan Arik kumpul di kos Ecyk untuk kemudian kami berangkat bersama sekitar pukul setengah delapan pagi.

Agenda pertama: Rupanya kami tiba pukul sembilan kurang. Disana Cuma ada beberapa orang. Seingat ku ada Vivi dan mbak Atika. Beberapa anak Ekonomi sudah menginfokan sebelumnya bahwa mereka akan hadir siang nanti karena ada keperluan di kampus. Pun begitu dengan anak-anak dari FKG. 
Breakfast time!

Setelah semua berkumpul, kami yang non hindu menunggu anggota lain yang sedang sembahyang di bale tempat kemarin kami berdiskusi. Kami membersihkan tempat tersebut dengan beberapa peralatan yang sudah dibeli Ewa kemarin (sapu dan serok). 

Pembagian name tag

Corin lagi nyapu

Mbak Atika sibuk motongin ujung sapu lidi

Eh.. ada saya! Hahaha






Setelah sembahyang, beberapa dari kami membersihkan areal pura, kemudian melanjutkan diskusi pertama, yaitu tentang pembahasan aturan – aturan mana yang boleh dan tidak boleh dilakukan, piket, dan absensi. Saat itu tiap – tiap anggota sudah memakai name tag yang kemarin dibuat oleh si sekretaris, Gek Mirah. Yah…walaupun beberapa dari anak – anak itu mengembalikan kertas name tag dengan dan meminta yang baru dengan alasan mereka salah tulis (padahal diberi pemutih juga gak pa pa. Ribet). Diskusi mengenai program kerja masih dilakukan (diskusi per tim) hingga pukul 2 siang nanti (termasuk sudah makan siang dan istirahat).

Agenda kedua: Karena harus ada yang menjaga posko, maka dari dua tim (sosbud dan lingkungan) menunjuk dua anggotanya untuk menjaga posko. Saat istirahat, aku dan yang lain makan siang di warung di depan kantor Kepala Desa. Waah.. harga makanannya terjangkau bangeeeet!! 
Lunch time!

Warung makan di depan Kantor Kades

Setelah itu kami langsung kumpul di tkp untuk memulai diskusi. Presentasi program kerja pertama dimulai oleh tim kesehatan, dimana program mereka adalah program pemeriksaan gigi gratis di posko (atau mungkin tempat yang strategis), penyediaan beberapa alat yang menunjang kebersihan toilet di areal Pura Tirta Empul, dan penyuluhan tentang penanganan pertolongan pertama pada kecelakaan oleh anggota KSR. Presentasi kedua oleh tim ekonomi, dimana program mereka adalah pembuatan website tentang objek wisata Tirta Empul dan pendirian stand penjualan souvenir yang berhubungan dengan objek wisatan di areal tkp. Presentasi berikutnya, dari tim lingkungan (jujur saat itu aku udah ngantuk berat. Zzz), yang aku bisa tangkap dari program mereka adalah pemberian nama pada beberapa pohon, penanaman pohon untuk upakara, dan penyediaan tempat sampah di beberapa tempat strategis. 
Sesi diskusi

Diskusi per tim

Presentasi Ewa (tim lingkungan)



Presentasi terakhir dari tim ku, sosbud pendidikan, spiritual. Program kami ada 6. Seingatku tentang pembuatan guiding book, pembuatan papan tata cara melukat yang benar, pendidikan tentang guidance yang benar, diadakannya les bahasa inggris gratis bagi anak – anak, diadakannya les tari gratis bagi anak – anak dan menarik perhatian wisatawan asing sehingga mereka bisa ikut berpartisipasi dengan kegiatan tersebut. Jika ada wisatawan ingin ikut belajar menari, akan dikenakan tarif dimana kemudian dana tersebut digunakan untuk pembuatan papan tata cara melukat. Kemudian penyediaan tempat tirta dan denah lokasi tempat – tempat di areal Pura Tirta Empul. Hasil dari diskusi hari ini adalah, rancangan program kerja dari masing – masing tim akan dibicarakan ke Kepala Desa esok hari untuk kemudian diseleksi yang manakah yang bisa kita laksanakan. Kegiatan ini berlangsung hingga jam 4 sore (kurang lebih) dan sebelum pulang diakhiri dengan doa bersama.

Bule juga ikutan nangkring di tempat kita


Kesimpulan dari hari ini: Komunikasi antar anggota sudah mulai terlihat ada peningkatan. Kehadiran masih bermasalah. Pakaian pun masih saja ada yang tanda kutip. Pembagian tugas untuk pengadaan  kebutuhan posko sudah terlaksana dengan baik,tapi aku rasa ada beberapa hal yang agak berlebihan seperti dispenser (walaupun si ketua bersedia membawanya, tapi kenapa tidak bawa galon air saja dan pemompanya. But so far, yang sudah fix adalah rancangan program kerja, jadi tinggal menunggu keputusan besok. Semoga Tuhan memberkati. Yosh!

KKN Angkatan XXXVII Periode II Tahun 2014 Universitas Mahasaraswati Denpasar Di Pura Tirta Empul

Jumat, 25 Juli 2014



KKN (Kuliah Kerja Nyata) merupakan salah satu kegiatan yang harus diikuti seluruh mahasiswa sebagai syarat untuk bisa menyelesaikan perkuliahan dengan bentuk pengabdian kepada masyarakat. KKN yang diselenggarakan oleh Universitas Mahasaraswati Denpasar pada periode ini memiliki dua pola; padma kuncp dan padma kembang. Padma kuncup, yakni KKN alternative yang dilaksanakan di arela kampus. Sedangkan padma kembang, KKN yang dilaksanakan di luar area kampus. Saya sendiri kebetulan mengikuti KKN reguler (padma kembang) yang berlokasi di Pura Tirta Empul Tampak Siring bersama kelima teman sekelas saya. Kemarin, kami mengikuti pembekalan di kopertis VIII seharian dan itu amat sangat melelahkan!

Narsis dulu sebelum pembekalan KKN




Adapun tim KKN saya saat ini terdiri dari 33 mahasiswa (dari data yang saya peroleh hari ini) yang berasal dari berbagai fakultas (mayoritas didominasi oleh fkip). Alhamdulillah, kami mendapat dosen pembimbing yang flexible, yaitu Pak Mantra. Dengan arahan beliaulah, maka pada hari ini kami memulai kegiatan KKN yang pertama.

Agenda pertama: Dosen pembimbing kami sehari sebelumnya sudah menginformasikan kalau hari ini sebagian dari kami langsung menuju TKP (Pura Tirta Empul) dan para coordinator (ketua, wakil, sekretaris, bendahara) akan menghadap Kepala Desa setempat untuk membicarakan program yang akan dilakukan. Jadi, sebelum jam Sembilan pagi seharusnya kami sudah berada di lokasi yang diperintahkan. Namun sebagian dari kami ada yang langsung ke lokasi, ada juga yang bersama – sama berangkat dari Kampus Soka (bagi yang tidak tahu jalan), sehingga kedatangan kami tidak tepat waktu. 
Menanti anggota yg lain di kampus Soka



Saya saat itu ikut Gek Mirah ke Kantor Kepala Desa karena kami berangkat menggunakan 1 motor. Saat menunggu, tanpa saya sadari teman – teman sekelas yang satu kelompok dengan saya datang menghampiri. Jadilah kami berfoto ria sembari menunggu informasi dari Pak Mantra, Gek Mirah, dan Yohanes (si ketua).
Kantor Kades



TK 



Agenda kedua: Sesampainya di Pura Tirta Empul, kami bertemu dengan anggota kami yang sebelumnya sudah terlebih dahulu tiba disana. Kami bersama – sama memasuki areal objek wisata tersebut dengan tidak lupa menggunakan kamen dan selendang karena memasuki daerah suci. Kami menunggu Pak Mantra yang sedang melanjutkan diskusi bersama Kepala Desa dan bendesa setempat di dekat kolam yang penuh ikan. Ikan – ikan koi itu begitu besar! Saya pun menyempatkan diri memberi mereka makanan ikan walaupun harus merogoh kocek sebesar Rp.2000,00 untuk sebungkus makanan ikan.
Add caption
Ikan di kolam pura



Agenda ketiga: Kami bersama Pak Mantra berdiskusi di wantilan untuk membicarakan hal – hal penting seperti program yang akan kami jalankan, pembentukan empat kelompok untuk masing – masing divisi, dan lain – lain sampai pukul 1 siang. Setelah itu, Pak Mantra izin pulang lebih awal dan kami melanjutkan agenda yaitu istirahat dan makan siang (beberapa dari kami ada yang pulang lebih dahulu). Jam dua lebih kami berkumpul kembali di wantilan dengan agenda pembagian tugas piket di posko (yang akhirnya diberlakukan setelah presentasi), penetapan rules apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan selama kegiatan KKN ini berlangsung. Selesai diskusi, acara yang kami nantikan pun tiba, yaitu GO HOME!! (Walaupun saya dan Gek Mirah harus mampir ke toko alat tulis dulu untuk membeli bahan membuat name tag).
Jadi itu buha Maja?


Kesimpulan untuk hari ini: Alhamdulillah berjalan lancar, walaupun di awal perjalanan keki karena ada yang ngaret dan pake acara gak tau jalan pula. But so far, semua bisa diatasi dengan baik. Sayang, kebersamaan dan kekeluargaan masih belum begitu kompak. Masih ada saja yang suka mengelompokkan diri dengan teman – teman yang dikenalnya dan bersikap seolah yang lain itu tidak penting. Intinya, “arti sebuah tim” perlu ditingkatkan lagi. Kinerja? Baru 10%.


Peranan Virtual Laboratory Dalam Pembelajaran

Jumat, 18 Juli 2014

Bahasa Inggris merupakan salah satu bahasa internasional yang dipelajari banyak orang di berbagai belahan dunia. Begitu pentingnya Bahasa Inggris, sehingga di Indonesia sendiri bahasa tersebut sudah mulai diajarkan sejak kita duduk di tingkat Sekolah Dasar pada umumnya. Namun, banyak juga yang sudah mengenalnya di tingkat PAUD. Seperti yang kita ketahui, ada empat komponen utama yang harus kita kuasai dalam mempelajari Bahasa Inggris, meliputi; speaking, reading, listening, writing. Masing – masing sub skill tersebut memuat beragam tingkat kesulitan dalam materinya. Untuk itulah, dalam mengajar bahasa asing tersebut, guru harus menggunakan teknik – teknik tertentu sehingga pembelajaran Bahasa Inggris di kelas menjadi menyenangkan untuk para siswa.
Seiring dengan makin bertambahnya minat banyak orang dalam menguasai Bahasa Inggris, kemajuan teknologi pun berkembang pesat dan makin hari makin banyak perkembangan. Seperti hal nya internet, yang kita ketahui sekarang ini sudah digunakan dan dimanfaatkan untuk memudahkan kita dalam berkomunikasi baik secara regional maupun global. Pun, sebagai pengajar, kita juga dapat menggunakan internet sebagai media pembelajaran dalam mengajar Bahasa Inggris. Salah satunya adalah melalui “virtual laboratory”.
Laboratorium virtual  atau bisa disebut dengan istilah Virtual Labs adalah serangkaian alat-alat laboratorium yang berbentuk perangkat lunak (software) komputer berbasis multimedia interaktif, yang dioperasikan dengan komputer dan dapat mensimulasikan kegiatan di laboratorium seakan-akan pengguna berada pada laboratorium sebenarnya. Laboratorium virtual potensial untuk memberikan peningkatan secara signifikan dan pengalaman belajar yang lebih efektif.
Melalui pembelajaran multimedia dalam bentuk laboratorium virtual, secara umum manfaat yang dapat diperoleh adalah proses pembelajaran menjadi lebih menarik, lebih interaktif, jumlah waktu mengajar dapat dikurangi, kualitas belajar dapat ditingkatkan dan proses belajar mengajar dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja. Selain itu, melalui laboratorium virtual, bisa dilakukan penghematan biaya riset, serta riset-riset yang dahulu tidak mungkin dilakukan, karena keterbatasan pengkondisian sistem, saat ini telah bisa dilakukan (Reismeiyanto, 2008).
Menurut Farreira (2010), Beberapa manfaat yang dapat diperoleh dengan menggunakan laboratorium virtual online, meliputi:
1.                  Mengurangi keterbatasan waktu, jika tidak ada cukup waktu  untuk mengajari seluruh peserta didik di dalam lab hingga mereka paham,
2.                  Mengurangi hambatan geografis, jika terdapat siswa atau mahasiswa yang berlokasi jauh dari pusat pembelajaran (kampus),
3.                  Ekonomis, tidak membutuhkan bangunan lab, alat-alat dan bahan-bahan seperti pada laboratorium konvensional,
4.                  Meningkatkan kualitas eksperimen, karena memungkinkan untuk diulang untuk memperjelas keraguan dalam pengukuran di lab,
5.                  Meningkatkan efektivitas pembelajaran, karena siswa atau mahasiswa akan semakin lama menghabiskan waktunya dalam lab virtual tersebut berulang-ulang,
6.                  Meningkatkan keamanan dan keselamatan, karena tidak berinteraksi dengan alat dan bahan kimia yang nyata.

Sumber:


Short stories for elementary

Selasa, 15 Juli 2014